Sabtu, 12 Desember 2015

Peluk Aku Bunda

Anonim

Maafkan aku, Bunda
Tlah ku teteskan air matamu
Keegoisanku membutakan nuraniku
Aku larut dalam duniaku yang baru
Kian tenggelam dalam jurang kenistaan

Maafkan aku, Bunda
Aku tak bisa menjadi sperti yang kau harap
Diriku bukan seperti pribadi yang dulu sering kau peluk
Aku berlari mengejar bayang-bayang semu
Menikmati indahnya ilusi dunia
Nafsu membara yang kian meracuni akal sehatku
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar