Selasa, 15 Desember 2015

Laporan Baca Novel Anu Kaul Lagu Kaleon

LAPORAN BACAAN
Tujuan: Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Karawitan







Oleh:
Ari Karnanda (180210140041)
Program Studi – Sastra Sunda
Kelas A




Fakultas Ilmu Budaya
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014








BAB I
PENDAHULUAN

Buku yang dilaporkan adalah novel yang berjudul Nu Kaul Lagu Kaléon yang ditulis oleh RAF (Rahmatullah Ading Affandie). Novel ini diterbitkan pada Februari 2008 dan Agustus 2011 dicetakdi Bandung oleh PT. Kiblat Buku Utama  dengan tebal 100 halaman.Novel ini dibuat sebagai kecintaan penulis terhadap kebudayaan sunda. Karena novel ini berbahasa daerah (bahasa sunda) yang dewasa ini sudah jarang penggunaan novel dengan memakai bahasa daerah seperti novel yang penulis buat ini yang berjudul Nu Kaul Lagu Kaléon.

            Alur cerita pada novel ini didapat selain dari penulis langsung, cerita novel ini juga dihiasi oleh beberapa hasil pemikiran terutamanya dari saudara Apung S. Wiatmaja dan Atjé Hasan Su’éb sebagai koreksi sehingga novel ini lebih menarik lagi alur ceritanya.







BAB II
 LAPORAN BAGIAN NOVEL

 


I.                   Identitas Buku
Judul               : Anu Kaul Lagu Kaléon
Penulis             : RAF (Rahmatullah Ading Affandie)
Penerbit           : PT. Kiblat Buku Utama
Cetakan           : Keempat, Februari 2008;
  Kelima, Agustus 2011
Tebal               : 100 Halaman






II.                Sinopsis
Pada Malam minggu Di sebuah Rumah seorang tokoh masyarakat yang bernama Pa Sadikin sedang diadakanPanglawungan (pertemuan) pengkajian Tembang sunda mamaos Cianjuran, banyak yang hadir dalam kagiatan itu sehingga Ruangan rumah tidak bisa menampung seluruh orang yang ikut mendengarkan dan memperhatikan tampilan Tembang Sunda mamaos Cianjuran, ada sekitar sepuluh orang yang tidak kebagian tempat di dalam Ruangan diantaranya adalah tokoh utama “aku” yang diperankan oleh orang yang bernama Pendi yang memutuskan untuk duduk dekat pintu keluar, dan bersandar di dinding yang terbuat dari ayaman bambu atau dalam bahasa sunda adalah bilik.

Seluruh orang yang hadir di tempat itu dengan khusyuk memperhatikan Penembang tanpa ada yang berisik  dan gerakan sedikit pun dari satiap orang yang hadir, kalaupun ada orang yang ingin bicara pada teman di sampingnya hanya dengan berbisik saja, karena takut mengganggu orang lain yang sedang serius memperhatikan Penembang. Di dalam ruangan terdengar berbagai jenis lagu dalam laras (nada) Pelog hampir berakhir, dan biasanya setelah itu akan memulai lagu yang berlaras (bernada) Sorog, kemudian pada tengah malam baru akan masuk  kedalam lagu yangberlaras (bernada)  Salendro. Pada saat itu berbagai tembang dalam laras (nada) Pelog telah dinyanyikan dari mulai Lagu Jejemplangan yakni Jemplang Cidadap, Jemplang Titi, Jemplang Ceurik, Jemplang Pamirig, hinggaJemplang Leumpang dan seterusnya.

Tokoh utama yang bernama Pendi sudah sering menekuni bidang Tembang Cianjuran, namun dia tidak mau dikatakan sebagai pecandu Tambang Cianjuran. Setiap kali dia mengikuti pertemuan itu dia tidak hanya mendengarkan tetapi juga memperhatikan bagaimana seorang penembang Cianjuran melantunkan Lagunya, sehingga Pendi mengetahui mana Penembang yang baru belajar, dan mana Penembang yang Sudah berpengalaman. Menurut Pendi jika hanya mendengarkan Tembang dengan menggunakan telinga saja belum lengkap, oleh karena itu memerlukan perasaan sebagai alat yang paling utama dalam memperhatikan Tembang Cianjuran.

Keseriusan Seluruh orang yang hadir dalam memperhatikan Tembang Cianjuran terlihat dari raut wajah mereka ketika ada penembang yang hampir tidak mencapai nada petit (nada tinggi), dan menggelengkan kepala apabila suara penembang tidak sesuai surupan laras (nada dadasar lagu). Apabila ada sebagain orang yang mendengarkan Tembang merasa mengantuk dan hampir tertidur maka yang lainnya akan menegur supaya jangan tidur karena akan mengganggu Penembang. Setelah Lagu panambih yang berjudul Deungkleung dinyanyikan maka berakhirlah Tembang Cianjuran yang berlaras (bernada) Pelog. Tiba saatnya untuk beranjak menju Tembang Sunda Cianjuran yang berlaras(bernada) Sorog, jadi harus ada beberapa senar kacapi yang harus dirubah, dan waktu itu juga digunakan untuk beristirahat sejenak, namun Pendi tidak mendengar satu nada kecapi pun yang dirubah, yang terdengar adalah sebuah obrolan didalam ruangan bahwa ada tamu dari orang yang mempunyai rumah yang sudah ada dari sore hari. Kemudian tamu itu diminta bernazar oleh orang yang mempunyai rumah supaya meyumbangkan sebuah Lagu Tembang Sunda Cianjuran.

Pada saat itu suasana menjadi gaduh, orang-orang yang semula sarius dan khusyuk menjadi tidak fokus, beberapa orang ada yang mengobrol secara langsung dan sebagian orang ada yang memakan sajian makanan ringan, mungkin hanya Pendi yang menyadari hal itu. Keadaan masih tetap gaduh ketika Pangkat (intro) kacapi dimainkan, kemudian suasana berubah ketika orang yang menyumbangkan Tembang Cianjuran memulai Tembangnnya, setelah membuka Tembang Cianjuran dengan Lagam Pembuka dengan istilah Daweung. Pendi baru sadar ternyata yang bernazar Tembang Cianjuran itu adalah seorang perempuan, lagu yang ditembangkannya adalah Cianjuran yang berjudul Kaleon, lagu itu pun dinyanyikan dengan penuh penghayatan. Seluruh orang yang berada didalam ruangan pun kembali fokus untuk memperhatikan Penembang termasuk Pendi. Terkejutlah Pendi oleh lagu itu, apalagi ornamentasi atau gaya Tembang yang di nyanyikan oleh Perempuan itu telah meluluhkan hati orang-orang yang hadir terutama Pendi. Warna suara orang yang bernazar Tembang itu mengingatkan kepada seseorang yang pernah dijumpai dalam kehidupannya. Namun sayang Pendi tidak bisa melihat kedalam ruangan untuk memastikan siapa orang yang Melantunkan tembang itu, karena rasa malu dan terhalangi oleh beberapa orang yang ada didepannya. Setelah itu Penembang Lagu Kaleon itu pun berhenti karena Putranya terus merengek pada Ibunya.

Seluruh orang merasa kecewa karena belum lengkap apabila Tembang hanya sampai lagu Kaleon, apalagi orang yang Bernazar Tambang ini telah memikat seluruh orang, terutama bagi Pendi yang tahu betul tentang bagaimana etika yang baik bagi siapapun yang ingin Menyanyikan tembang Cianjuran. Waktu telah menuju larut malam Kajian Tembang pun dilanjutkan kembali setelah berhenti di Lagu Deungkleung, Bagi Pendi tidak bisa fokus kembali kedalam Panglawungan itu, yang dia pikirkan adalah Suara Perempuan yang Bernazar Tembang yang berhenti dilagu kaleon itu, hal itu membuat Pendi terus membayangkan siapa Penembang itu, hingga selesainya Panglawungan itu pada dini hari, pulang lah semua orang yang ada disana termasuk Pendi.

Setibanya di Rumah, Pendi Merencanakan untuk pergi ke Rumah Pa Sadikin pagi-pagi sekali, agar dia mengetahui siapa sebenarnya orang yang Bernazar menyanyikan Tembang lagu Kaleon itu, berangkatlah pagi-pagi keluar menuju rumah Pa Sadikin, sayang sekali pagi itu rumah Pa Sadikin tidak ada orangnya, yang terlihat adalah pembantu Rumah Pa Sadikin. Gagal lah sudah harapan Pendi untuk mencari kebenaran prasangkanya. Hari demi hari berlaru Pendi terus menerus mengingat-ingat suara itu sambil berbaring di Kamarnya. Hingga Pendi teringat pada perempuan yang bernama Nani, Ini lah yang memaksa Pendi untuk mengingat kambali masalalu bersama Nani, dia adalah perempuan yang pernah Pendi ajarkan sebuah Tembang Cianjuran pada masalalunya. Pertemuan Pendi dan Nani berawal dari rumah Ceuk (Kakak) Kanah beliau adalah guru Tembang Cianjuran didaerahnya. Awalnya Nani hanya mengantarkan Kakanya yang bernama Yati untuk belajar Tembang Cianjuran kepada Ceuk (Kakak) Kanah,.

Ceuk Kanah sendiri hanya mengajarkan kepada Yati, karena Nani selalu malu apabila diminta untuk Melantunkan Tembang oleh Ceuk Kanah, pada saat itu datang lah Pendi ke Rumah Ceuk Kanah dengan maksud ada keperluan kepada Kang Atma suami dari Ceuk Kanah, namun Kang Atma sendiri sedang tidak ada di Dirumahnya. Pada Saat itu Pendi bertemu dengan Nani, Pendi tahu siapapun orang yang datang ke Rumah Ceuk Kanah pasti ingin belajar Seni Tembang Cianjuran, Pendi ingin mendengarkan Nani bernyanyi Tembang, namun Nani masih malu-malu karena merasa belum bisa, dengan dorongan dari Pendi akhirnya Nani mau juga bernyanyi Tembang Cianjuran seperti Yati kakanya Nani. Suara Nani terdengar oleh Ceuk Kanah, dan Ceuk Kanah pun merasa terkejut mendengar suara Nani. karena Nani memiliki karekter warna suara yang unik yang pasti tidak dipunyai orang lain, meskipun masih perlu dilatih.

Dari sana lah Nani mulai bersemangat untuk berlatih tembang sunda Cianjuran, atas motivasi yang diberikan oleh Pendi. Setiap kali latihan Pendi Selalu membuat rumpaka (lirik) baru untuk Nani, Kemudian Nani pun merasa senang karena rumpaka (lirik) Tembang hasil cipta Pendi begitu Indah apabila dilantunkan, begitu pula Pendi juga senang apabila Liriknya dinyanyikan oleh Nani karena suaranya begitu indah didengar dan menyayat hati Pendi. Apabila ada sebuah acara Panglawungan Nani selalu ikut dengan meminta izin dari Pendi terlebih dahulu, darisanalah muncul Rasa kasih sayang diantara keduanya, dan saling berbagi asa. Hingga pada suatu hari Nani akan dijodohkan dengan Laki-laki lain oleh kedua Orang Tuanya, Nani Merasa bersedih karena kedekatannya dengan dunia Tembang Cinjuran akan segera berakhir, tapi yang lebih sedih adalah berpisah dengan pembimbingnya Pendi, sekalipun Pendi tidak bisa berbuat apa-apa. Pada suatu hari Pandi hendak pergi ke Rumah Nani, disana hanya ada Nani seorang, karena orang tuanya sedang tidak ada di Rumah. Diasana seperti biasa Pendi akan melatih Nani dengan Lirik tembang yang baru, kemudian Nani menyanyikan Lirik lagu itu dengan Lagu Tembang yang berjudul Kelon, ketika di pertengahan Lirik Nani tidak bisa meneruskan lagi karena Nani tahu bahwa Lirik lagu Tembang buatan Pendi kali ini adalah Ungkapan rasa yang sesungguhnya untuk Nani, dan Nani meneteskan air mata. Banyak hal yang ingin Pendi tanyakan kepada Nani atas keputusannya untuk menikahi Laki-laki yang di Jodohkan Orang Tuanya. Setelah kejadian itu Orang Tua Dari laki-laki yang dijodohkan Orang Tua Nani mengambil keputusan agar Nani segera dinikahkan.

Menikahlah Nani dengan laki-laki lain, dari semenjak itu Pendi dan Nani tidak pernah berjumpa lagi sekaligus Pendi ingin melupakan Nani dari kahidupannya. Begitulah Keadaan masalalu antara Pendi dengan Nani, setelah beberapa tahun tidak bertemu kini Pendi merasa dekat kembali dengan Nani, karena Pendi merasa yakin dengan prasangkanya terhadap Seseorang yang Bernazar lagu menyanyikan tembang Lagu Kaleon di Rumah Pa Sadikin itu adalah Nani. Setelah kejadian itu Pendi merasa tergugah kembali memastikan dia adalah Nani dan mencari dimana keberadaan Nani. Satu minggu setelah Panglawung (Pertemuan) Tembang Sunda Cianjuran, Pendi mendapat undangan Perkumpulan Tokoh Tembang Cianjuran dari Pa Sadikin, Pendi pun menghadiri undangan itu dan terpilih sebagai Pengurus Pelestari Seni Tembang Cianjuran, setelah Perkumpulan selesai Pa Sadikin beserta isterinya mengajak dulu Pendi bicara, pembicaraannya mengenai Nani dan masa lalunya bersama Pendi. Pendi pun kaget mengenai hal itu, ternyata Nani lah yang memberi tahu bahwa Pendi sering aktif dalam dunia Seni Tembang Cianjuran, dan Pendi pun akhirnya tahu bahwa Nani adalah Keponakan dari Pa Sadikin, Isteri Pa Sadikin menerangkan bahwa kini Nani telah bercerai dengan suaminya dan membuahkan seorang anak Perempuan, dan lebih banyak lagi ungkapan perasaan Nani kepada Pendi melalui Bibinya. Di akhir cerita keluarga Pa Sadikin mengajak Pendi menemui Nani yang sedang sakit dan dirawat di salah satu Rumah sakit di Bandung.

Begitu lah rangkaian kejadian peristiwa dalam Novel Nu Kaul Lagu Kaleon, secara singkat Novel ini terdiri dari dua babak, namun pembahasnnya diuraikan secara kronologis dengan menjelaskan kejadian masa lalu hingga kejadian pada waktu itu. Pengarang berusaha menjelaskan permasalahan yang terjadi dengan menguraikan kembali masa lalu tokoh Pendi dengan Nani, hingga akhir cerita.
           
                       


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar